KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya
ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh
dari sempurna dan disana sini masih banyak kekurangan dan, oleh sebab itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan
terimakasih. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
Baturaja, 23 April 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kelamin atau juga
dikenal dengan Sexually Transmitted Diseases (STD) atau Sexually Transmitted
Infections (STI) adalah penyakit yang pada umumnya ditularkan lewat hubungan
seks. Ada lumayan banyak loh jenis2nya, sejauh ini seenggaknya ada 25 jenis
penyakit kelamin yang ketauan. Jenis-jenis penyakit kelamin ini
gejala-gejalanya beda-beda dan cara penularannya pun beda. Memang betul bahwa
pada umumnya STD ditularkan lewat hubungan seks, tapi ada jenis-jenis STD yang
juga bisa nular melalui seks lewat anal atau lewat oral, ada juga yang bisa
menular melalui kontak darah,contohnya tersuntik jarum yang terinfeksi.
Penyakit kelamin bisa menyerang siapa saja, pria maupun wanita, tua atau muda.
• STD yang disebabkan oleh
bakteri: Syankroid, Klamidia, Gonorea, Granuloma Inguinale, Sifilis.
• STD yang disebabkan oleh virus:
Herpes (Genital Herpes), Kutil Kelamin (Genital Warts), Hepatitis tipe A-E,
HIV/AIDS, Molluscum Contagiosum
• STD yang disebabkan oleh
protozoa: Trikomoniasis.
Protozoa adalah hewan bersel satu
yang bersifat mikroskopik, yang artinya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
tapi harus menggunakan mikroskop. Habitat protozoa adalah di dalam air.
• STD yang disebabkan oleh jamur:
Kandidiasis, Kadas/Ku
rap Selangkangan (Jock Itch)
• STD yang disebabkan oleh
parasit: Kutu Kelamin (Pubic Lice), Scabies
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang
diatas, maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan
Chancroid (ulkus mole)?
2. Apa saja penyebab dari
Chancroid?
3. Bagaimanakah gejala Chancroid?
4. Bagaimanakah Pencegahan
Chancroid?
5. Bagaimanakah Pengobatan
Chancroid?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Chancroid
(ulkus mole) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Gram-negatif
streptobacillus Haemophilus ducreyi. Ini merupakan penyakit yang ditemukan
terutama di negara-negara berkembang, yang terkait dengan pekerja seks
komersial dan klien mereka. Penularannya melalui hubungan seksual.
Pria yang tidak disunat/khitan
memiliki risiko tiga kali dibanding pria yang disunat untuk kemungkinan terkena
penyakit ini. Mengidap Chancroid menjadi faktor risiko untuk tertular HIV
karena Chancroid membuka jalan bagi masuknya HIV ke dalam tubuh (melalui
iritasi pada kulit).
B. Etiologi
Chancroid disebabkan oleh bakteri
gram negatif Haemophilus ducreyi. Bakteri ini merupakan bakteri berbentuk
batang pendek, ramping, dengan ujung membulat (coccobasilus), anaerob
fakultatif, non-motile, tidak membentuk spora, mereduksi nitrat menjadi nitrit,
dan berukuran sekitar 1,5 μm (panjang) da 0,2 μm (lebar). Basil seringkali
berkelompok, berderet membentuk rantai (Streptobacillus) pada pewarnaan Gram.
(buku kulit merah, habif, adrew,
Rook, Holmes, Filtzpatrick, Bolognia, ABC of STD, pediatric dermatology, jurnal
IJDVL, jurnal tropical medicine series, Bolognia, pediatric dermatology,
tropical dermatology, Tropical dermatopathology)
C. Gejala
Setelah masa inkubasi satu hari
hingga dua minggu, chancroid menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi
borok/lesi dalam satu hari. Borok yang khas memiliki karakteristik:
Rentang ukuran 3-50 mm
Nyeri
terlihat jelas tapi batasnya
tidak jelas
ditutupi oleh lapisan berwarna
abu-abu atau abu kekuning-kuningan
jika tutupnya dilukai atau
dikikis misal dengan kuku maka akan keluar darah.
Sekitar setengah dari orang yang
terinfeksi hanya memiliki satu borok. Perempuan sering memiliki empat atau
lebih bisul/borok. Bisul yang muncul di lokasi tertentu, seperti pada kulit
yang menutupi kepala penis (kulit yang biasanya dihilangkan pada saat
khitan/sunat) atau di fourchette dan labia minora perempuan. Borok pada orang
yang terkena sipilis memiliki lapisan lebih keras dibanding pada chancroid.
D. Pencegahan
Gunakan kondom dengan cara yang
benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis maka sebaiknya dihilangkan
(disunat/khitan) untuk mengurangi resiko terjangkit. Lebih baik lagi untuk
pencegahan, jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak
terjadi pada praktek-praktek prostitusi.
E. Pengobatan
Untuk pembaca umum, jangan coba
beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal)
terhadap obat. Harap ditanyakan pada dokter/medis yang berkompeten, untuk
dokter/medis yang ingin mempelajari bisa dicek di alamat Wikipedia (paling
bawah) yang sudah diberi link ke alamat bersangkutan (tampaknya masih
diperlukan tambahan literatur).
F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendiagnosis chancroid adalah :
• Pemeriksaan gram (Gram stain).
Spesimen diambil dari apusan eksudat ulkus. Eksudat diperoleh dari dasar ulkus
dengan cotton swab. dapat memperlihatkan
basil gram negatif, pendek, berantai, yang disebut dengan tampilan
“school of fish”, namun, H. ducreyi sulit dilihat pada apusan gram dan
spesimennya sering mengalami kontaminasi polimikrobial. Sensitivitas metode ini
< 50%.
• Metode kultur. Ini merupakan
metode diagnostik yang paling baik. H. ducreyi tidak dapat dibiakkan pada
medium rutin. Akan tetapi, dapat dibiakkan pada media khusus yakni media yang
diperkaya gonococcal agar dan Mueller-Hinton chocolate agar atau Mueller-Hinton agar dibagian dasar, kemudian
dibagian atasnya ditambah dengan chocolate horse blood and isovitale X
(MH-HBC). Selain itu, pada media ini ditambahkan vancomycin hydrochlorida untuk
menghambat pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri kontaminan. Organisme ini
paling baik tumbuh pada suhu 33 oC – 35 oC dengan kelembaban tinggi.
Koloni-koloninya berwarna kuning keabu-abuan dan nonmukoid. Sensitivitas metode
kultur adalah < 80 %.
• PCR. Ini adalah tes diagnostik
yang mempunyai sensibilitas dan spesifisitas paling tinggi. Teknik PCR ini
disebut juga dengan M-PCR (multiplex polymerase chain reaction) yang melibatkan
penambahan pasangan primer multipel ke campuan reaksi dalam rangka memperbanyak
sekuans DNA dari bahan lesi. PCR dianggap merupakan tes gold-standar untuk
diagnosis chancroid, hanya saja harganya mahal dan tidak tersedia secara
komersil.
• Antigen detection assay
(Immunofluorescence)
a. Deteksi antibodi monoklonal
(MAb) terhadap outer membrane protein (OMP) 29 kDa dari H. ducreyi. Metode ini
sederhana, cepat, dan sensitif tapi tidak kurang tersedia pada negara-negara
berkembang.
b. Indirect IF, dengan
menggunakan MAb terhadap lipooligosakarida (LOS) H. ducreyi, dan lebih superior
dari kultur bakteri. Ini merupakan metode yang baik yang digunakan pada
populasi dengan prevalensi chancroid yang tinggi.
• Tes serologis
a. Enzyme immuno assay (EIA) :
Dengan menggunakan seluruh antigen sel, LOS yang telah dimurnikan atau OMP H.
ducreyi sebagai antigen.
b. DOT Immunoblot
c. Compliment fixation test
• Biopsi jaringan
Biposi jaringan yang dilanjutkan
dengan pemeriksaan histopatologis mungkin membantu dalam mendiagnosis
ulkus-ulkus atipik atau ulkus yang tidak sembuh-sembuh. Pada pemeriksaan
histolopatologis pada ulkus menunjukkan tampilan 3 zona yang berbeda :
a. Zona A : Atau daerah
superfisial pada dasar ulkus, merupakan suatu zona sempit yang mengandung
jaringan nekrotik, fibrin, dan neutrofil.
b. Zona B : Atau daerah tengah,
merupakan zona luas yang mengandung banyak kapiler yang berproliferasi, sel-sel
plasma, dan neutrofil, beberapa pembuluh darah ini mungkin menunjukkan trombi.
c. Zona C : Atau daerah sebelah
dalam, terdiri dari pita padat yang meruipakan sel-sel plasma dan limfosit.
(buku kulit merah, Tropical dermatology,
Andrew, Pediatric dermatology, clinical dermatology, ABC of STD, Habif,
Bolognia, jurnal IJDVL, jurnal tropical medicine series)
G. Diagnosis Banding
• Herpes simpleks
• Sifilis primer atau Ulkus durum
• Limfogranuloma venereum
• Granuloma inguinale
H. Komplikasi
1. Mixed chancre
Ulkus molle dan sifilis stadium
I. Awalnya lesinya khas ulkus molle, setelah 15 – 20 hari bermanifestasi
sebagai lesi campuran.
2. Abses kelenjar inguinal
• Ini juga disebut inflammatory
bubo, merupakan komplikasi terbanyak.
• Kelenjar getah bening membesar,
warna kulit di atasnya kemerahan dan berfluktuasi. Bila abses kelenjar inguinal
tidak diobati secara adekuat, abses akan pecah dan menimbulkan sinus yang
meluas menjadi ulkus dan disebut ulserasi chancroid. Ulkus ini kemudian akan
membesar yang disebut giant chancroid.
3. Balanitis, fimosis dan
parafimosis
• Merupakan komplikasi yang
serius. Terutama terjadi pada individu yang tidak disirkumsisi. Komplikasi
ini terjadi akibat ulkus molle yang
mengenai prepusium.
• Prepusium menjadi bengkak,
merah, edematous, dan sangat nyeri.
4. Fistula uretra
Kelainan ini terjadi akibat ulkus
molle yang berlokasi pada glans penis dan bersifat destruktif. Kelainan ini
menimbulkan rasa nyeri pada buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat
terjadi striktura uretra.
5. Fuso spirokhetosis
Kelainan ini terjadi akibat
infeksi mikroorganisme lain, sehingga mengakibatkan ulkus cepat menjadi parah
& bersifat destruktif. Ini disebut phagedena. Di samping itu, lesi terjadi
bersama dengan limfogranuloma venereum maupun granuloma inguinale.
I. Prognosis
Dengan pengobatan yang tepat,
penyakit akan sembuh sempurna dalam waktu 2 minggu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Chancroid (ulkus mole) adalah
infeksi bakteri yang disebabkan oleh Gram-negatif streptobacillus Haemophilus
ducreyi. Ini merupakan penyakit yang ditemukan terutama di negara-negara
berkembang, yang terkait dengan pekerja seks komersial dan klien mereka.
Penularannya melalui hubungan seksual.
Setelah masa inkubasi satu hari
hingga dua minggu, chancroid menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi
borok/lesi dalam satu hari.
B. Saran
1. Gunakan kondom dengan cara
yang benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis maka sebaiknya
dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko terjangkit.
2. Jangan berganti-ganti pasangan
seks karena penyakit ini banyak terjadi pada praktek-praktek prostitusi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ensexlopediaku.weebly.com/penyakit-kelamin.html
http://pisangkipas.wordpress.com/2009/05/14/chancroid-haemophilus-ducreyi/
http://skydrugz.blogspot.com/2011/09/chancroid.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar