ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.”D” G1P0A0 UMUR
KEHAMILAN
13
MINGGU DENGAN FAKTOR RESIKO KEK
( KEKURANGAN ENERGI KRONIK ) DI RUANG
KIA/KB
PUSKESMAS KEMALARAJA TAHUN 2014
Disusun
untuk memenuhi tugas dinas
di UPTD Puskesmas Kemalaraja
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Empat masalah gizi
utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi
(AGB). Salah satu golongan rawan gizi yang menjadi sasaran program adalah
remaja, karena biasanya pada remaja sering terjadi masalah anemia, defisiensi
besi dan kelebihan atau kekurangan berat badan. Tahun 2004, 37% balita (bawah
lima tahun/bayi) kekurangan berat badan (28% kekurangan berat badan sedang dan 9%
kekurangan berat badan akut) (sumber Susenas 2004). Pemerintah mempunyai
program makanan tambahan sehingga perempuan dan anak-anak yang terdeteksi
memiliki berat badan kurang akan diberi makanan tambahan dan saran ketika
mereka datang ke puskesmas untuk memantau pertumbuhan.
Di Indonesia banyak
terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang
dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh
baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak
yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi
buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik
(KEK). Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia adalah negara
yang kaya akan SDA (Sumber Daya Alam).
Ibu hamil diketahui
menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu
hamil) dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA
kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut
mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah
(BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak.
Data SDKI tahun 1997
angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI
tahun 1994 angka kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami
risiko KEK adalah 27.6 %.
Dengan alasan itulah
penulis memilih judul makalah “ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. “D” KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RESIKO KEK ( KEKURANGAN ENERGI KRONIS) DI
RUANG KIA/KB PUSKESMAS KEMALARAJA TAHUN 2014 .”. Dan juga agar lebih
mengetahui fenomena KEK itu sendiri juga dapat mencegah terjangkitnya gangguan
gizi tersebut.
B. Tujuan
penulisan
Memberikan
asuhan kebidanan dengan faktor resiko kek pada Ny. D di UPTD puskesmas kemalaraja.
C. Manfaat
Penulisan
1.
Bagi penulis
·
Menambah
wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan faktor resiko kek (lila
<23,5)
·
Memenuhi tugas yang diberikan guna
memenuhi kurikulum dari Institusi
2. Bagi Institusi
Sebagai
bahan kepustakaan mahasiswi AKBID Al-ma’arif Baturaja mengenai asuhan kebidanan terutama pada ibu dengan KEK.
3. Bagi UPTD Puskesmas Kemalaraja
Sebagai
bahan pertimbangan dan masukan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan KEK selanjutnya
yang lebih baik di masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan
Gizi Makro menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada
wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
Kekurangan energi kronis disebabkan karena tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam
periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah
yang cukup.
B.
KEK Pada Ibu Hamil
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu
hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara
lain meningkatkan resiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran
premature, kematian pada ibu dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak,
dan gangguan perkembangan otak. Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utama ibu.
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan
membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin. Ibu yang berisikeras
hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir
rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status gizi baik.
Ø
Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
1.
Energi
Dihasilkan dari
karbohidrat, protein dan zat patinya. Kebutuhan energi dihitung secara individu kemudian ditambah
dengan tambahan energi untuk ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan.Penambahan
energi :
·
TRIMESTER I :
100 kalori
· TRIMESTER
II : 300 kalori untuk pemekaran
jaringan ibu (peningkatan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara,
penumpukan lemak)
·
TRIMESTER III : 300 kalori untuk pertumbuhan
janin dan plasenta.
2.
Protein
Ibu hamil
membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya. Protein hewani lebih besar di
bandingkan protein nabati. Ibu hamil
minimal mengkonsumsi 17gram protein/hari.
Total kebutuhan protein tidak lebih dari 15% kebutuhan energi. Jenis protein
dengan nilai tinggi antara lain : daging, ikan, telur, tahu, tempe,
kacang-kacangan, biji-bijian, susu, yogurt, dll.
3.
Vitamin
Ada beberapa jenis
vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil sampai kekurangan vitamin,
pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak dapat kurang darah, cacat
bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran. Vitamin yang dibutuhkan
ibu hamil adalah B6, C, A, D, E dan K.
4.
Kalsium
Kalsium Sangat
penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila kekurangan kalsium,
bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang dan gigi. Dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk persediaan si ibu. Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang,
sarden, dll .
5.
Fosfor
Mineral ini dapat
diperoleh dari makanan sehari – hari. Fosfor berhubungan erat dengan kalsium.
Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi gangguan. Gangguan
yang paling sering adalah kram pada tungkai kaki.
6.
Zat besi
Sel darah merah ibu
hamil bertambah sampai 30mg/hari. Berarti, ibu hamil membutuhkan tambahan 700 –
800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan
trimester II dan III. Zat besi Berasal dari makanan & suplementasi tablet
Fe. Defisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu yang akan menyebabkan kekurangan
Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa O2 kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi
Fe antara lain :
·
300mg besi ditransfer ke janin
·
50-75mg untuk pembentukan plasenta
·
450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
·
200mg hilang ketika melahirkan
7.
Yodium
Yodium cukup
diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : garam, makanan laut, air, sayur.
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : garam, makanan laut, air, sayur.
8. Asam Folat
Asam folat
dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu mengembangkan sel syaraf dan
otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber asam folat adalah hati, sayuran,
hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-kacangan, roti, gandum, sereal,
dll.
9.
Zat Seng (zinc)
Dari beberapa studi
dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng rendah dalam makanannya
berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Sedangkan suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan
mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng
dalam jumlah cukup banyak merupakan langkah antisipatif yang dapat dilakukan.
Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh,
kacang-kacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang telah
difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen.
C.
Pengukuran Status Gizi
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan
pengukuran secara langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu:
Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko KEK wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan
usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS
dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur.
Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK
dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak
berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.
D. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi KEK
1. Faktor
Sosial Ekonomi
Faktor
sosial ekonomi ini terdiri dari:
ü Pendidikan
Ibu
Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses,
pembuatan dan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini berhubungan
erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya.
Pendidikan
ibu adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan dan mempunyai
ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi dengan diukur
dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-masing klasifikasi.
ü Status
Perkawinan
Status
Perkawinan ibu dibedakan menjadi: Kawin adalah status dari mereka yang terikat
dalam perkawinan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak
saja mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya)
tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya
dianggap sebagai suami istri. Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah
sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
Cerai
mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan
belum kawin lagi.
2.
Faktor
Biologis
Faktor biologis ini
diantaranya terdiri dari :
a.
Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu
tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu, Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat
terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan Sehingga
usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
b.
Jarak
Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila
jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga
dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan
memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat
dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.
Jarak
melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah
dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan
keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan
masalah gizi ibu dan janin yang dikandung.
c.
Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan
bayi yang dapat hidup (viable). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
Primipara
adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang
telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada
waktu lahir.
Multipara
adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang
berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande
multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih kehamilan
yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
3.
Faktor Pola Konsumsi
Upaya
mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan
penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui
produksi pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam menghasilkan bahan
makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Pola konsumsi ini
juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola konsumsi yang kurang
baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu.
4.
Faktor Perilaku
Faktor
perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu diantaranya yaitu
kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cafein. Kafein adalah zat kimia yang berasal
dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan system syaraf. Kafein bukan merupakan
salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, karena efek yang ditimbulkan
kafein lebih banyak yang negative daripada positifnya, salah satunya adalah
gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan maka akan menghambat
penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin.
E. Upaya
Penanggulangan Yang Dilakukan
- KIE mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana menanggulanginya.
- Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi Kalori dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia. Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.
- Konsumsi tablet Fe selama hamil.
Kebutuhan
bumil terhadap energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai dengan perubahan
fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua dimana terjadi proses
hemodelusi yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan
mempengaruhi konsentrasi hemoglobin darah.
Pada
keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet Fe, akan
tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen energi juga
membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang meningkat pada masa
kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya konsumsi serat /
kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein nabati merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya anemia besi.
F.
Pencegahan KEK
Makan
makanan yang bervariasi, berimbang, bergizi dan cukup mengandung kalori dan
protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan
makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan
atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega
dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada
anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan. Hanya memberikan ASI kepada
bayi sampai usia 6 bulan, dapat mengurangi resiko terkena muntah dan mencret
(muntaber) dan menyediakan cukup gizi berimbang. Jika ibu tidak bisa atau tidak
mau memberikan ASI, sangat penting bagi bayi untuk mendapatkan susu formula
untuk bayi yang dibuat dengan air bersih yang aman. Sejak 6 bulan, sebaiknya
tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok makan variasi makanan termasuk
yang mengandung protein. Remaja dan anak2 yang sedang sakit sebaiknya tetap
diberikan makanan dan minuman yang cukup. Kurang gizi juga dapat dicegah secara
bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, melalui sanitasi yang baik dan
perawatan kesehatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL
Pada Ny. “D” G I P0 A0 umur
kehamilan 13 minggu dengan faktor resiko KEK
( kurang gizi kronis) di Ruang
KIA/KB UPTD Puskesmas Kemalaraja tahun 2014
Tanggal pengkajian : 26 juni 2014 jam : 09.45 wib No.Rekam medic :
I. Data subjektif
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. D Nama :
Tn. R
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sumatra/indo Suku :
Sumatra/indo
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
Alamat : Airpaoh Alamat : Airpaoh
b. Keluhan Utama / alasan kunjungan
Ibu
datang ke puskesmas mengaku hamil 13 minggu dan ingin periksa kehamilan nya ,
mual(-), muntah(-), tubuh kurus.
c.
Riwayat obstetri
1.
Riwayat
menstruasi
Menarch :
Umur 14 Tahun
Haid :
teratur
Siklus : 28
hari
Dismenorrhe :
Tidak
Warna :
merah segar
Sifat darah :
cair/encer
Bau haid :
anyir
Lamanya : 7
hari
Flour albous :
Ya
Kapan :
Sebelum Haid
Lama :
2 hari
Warna :
putih
Bau :
anyir
2. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT :
26 - 2 – 2014
TTP : 3 - 12 – 2014
Gerakan Janin :
belum terasa
ANC : belum pernah
Status TT : T2
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu
Anak
ke
|
Tahun
lahir
|
Umur
kehamilan
|
Penolong
|
Tempat
bersalin
|
Jenis
persalinan
|
Keadaan
anak
|
penyulit
|
||||
JK
|
BBL
|
PBL
|
K
|
P
|
N
|
||||||
Hamil sekarang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
Keadaan
psikososial spiritual
ü Ibu sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan
anak yang pertama
ü Hubungan
dengan suami ataupun keluarganya baik
ü Pengambilan
keputusan dalam keluarga adalah suami
5.
Pola
Kehidupan Sehari-hari
Sebelum Hamil
|
Sedang Hamil
|
·
Pola nutrisi
Makan 2-3
kali sehari, porsi sedang dengan nasi, lauk pauk, sayur, buah, Minum air putih ± 6-7 gelas/hari
|
Makan 2 kali
sehari, porsi sedang dengan nasi, lauk pauk,sayur,buah, minum air putih +
7-8 gelas/hari dan susu 2 gelas/hari
|
· Pola eliminasi
BAB tiap pagi,
lancar
BAK ± 4 kali/hari
|
BAB 2 hari sekali
BAK ± 6
kali/hari
|
Pola aktivitas
lbu bisa
melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci,
menyapu, memasak)
|
lbu bisa
melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci,
menyapu, memasak)
|
·
Pola istirahat/tidur
Tidur siang hari
+ 1 jam
Tidur malam hari
+ 8 jam
Kalau ada waktu
luang digunakan untuk istirahat
|
Tidur siang hari
+ 2 jam
Tidur malam hari
+ 8 jam
Kalau ada waktu
luang digunakan untuk istirahat
|
· Personal
higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari dan
ganti baju tiap habis mandi
|
Mandi 2x/hari,
gosok gigi 2x/hari dan ganti baju tiap kali habis mandi
|
II.
Data Obyektif
a.
Pemeriksaan umum
1.
Keadaan
umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Keadaan vital sign
Suhu : 36oC
Nadi : 80 x/menit
pernapasan : 24 x/menit
Tekanan
darah : 120/80 mmHg
- Berat badan : 40 kg
- Tinggi badan : 152 cm
- Lingkar lengan : 22,5 cm
b. pemeriksaan fisik
1. kepala : rambut hitam, kulit
kepala bersih, tidak ada ketombe
2. muka : tidak ada oedema dan cloasmagravidarum
3. mata : conjungtiva merah muda, dan sklera putih
4. hidung : tidak ada polip
5. telinga : tidak ada kelainan
6. mulut/gigi : tidak ada stomatitis dan caries
7. leher : tidak ada pembesaran kelenjar Tiroid
8. dada : simetris
9. payudara
Pembesaran : normal
Benjolan : tidak ada
10. abdomen
Pembesaran : sesuai
usia kehamilan
Linea : -
Striae : -
11. ekstremitas : kaki aktif tidak ada kelainan
c. Pemeriksaan Kebidanan
1. Palpasi
Leopold I : tidak dilakukan
Leopold II : Tidak dilakukan
Leopold III : Tidak dilakukan
Leopold IV : Tidak dilakukan
Kontaksi/his :
(-)
Kontraksi : (-)
2. Auskultasi
DJJ : tidak dilakukan
Kekuatan : tidak dilakukan
Lokasi : tidak
dilakukan
3. Pemeriksaan dalam
Portio : tidak dilakukan
Pembukaan : tidak dilakukan
Pendataran : tidak
dilakukan
Presentasi : tidak
dilakukan
Penurunan : tidak
dilakukan
Ketuban : tidak dilakukan
Penunjuk : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
ü
Cek hemoglobin : 12,9 g%
III. ASSESMENT
- Diagnosa : G I P0 A0 hamil 13 minggu dengan KEK lila 22,5 cm
- Masalah : ibu termasuk kehamilan dengan KEK karena lila 22,5 cm
- Kebutuhan
ü KIE tentang pemenuhan
kebutuhan nutrisi
ü Pemberian
terapi obat :Vitamin B6 dan tablet Fe
ü Susu
ibu hamil
IV. PLANNING
1. Menganjurkan ibu
untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seperti buah – buahan dan sayuran.
2. Menganjurkan ibu
untuk rutin memeriksakan kehamilanya
3. Menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup
4. Menganjurkan ibu
untuk datang kembali jika ada keluhan
5. Menjelaskan kepada
ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan yang terdiri dari :
a. Perdarahan
pervaginam
b. Nyeri kepala yang
hebat
c. Nyeri abdomen yang
hebat
d. Adanya oedema pada
wajah, tungkai, tangan dan seluruh tubuh
e. Gerakan janin
berkurang
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana
remaja putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)
adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita
KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.
Ibu Hamil yang menderita KEK sangat beresiko melahirkan
BBLR dimana berat bayi kurang dari 2500 gram. Cara pencegahan KEK adalah dengan
mengkonsumsi berbagai makanan bergizi seimbang dengan pola makan yang sehat.
B.
Saran
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk
meningkatkan program penyuluhan tentang gizi seimbang dan bagi remaja lebih
meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung sumser zat besi seperti sayuran
hijau, protein hewani (susu, daging,telur) dan penambahan suplemen zat besi.
Dan untuk para pembaca sebaiknya juga memperhatikan gizi dan pola makan
sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina, Elza. 2009. Anakku
Lahir Sehat dan Normal. Megabooks Publishing
·
Bardososno, Saptawati. 2006. Gizi Sehatn
untuk Perempuan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
·
Boediman, Drajat.2009. Sehat Bersama
Gizi. Jakarta: Sagung Seto
· Khomsan,
Ali.2002. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan.
Bandung: Penerbitan Eleman
·
Khanzima. 2010. http://khanzima.wordpress.com/2010/04/11/kek-pada-ibu-hamil/.18
april 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar