web widgets

Jumat, 13 Juni 2014

LDR



LDR (Long Distance Relationship) alias hubungan jarak jauh emang bisa dibilang susah dijalani. Salah paham, berantem, bahkan putus mungkin banget terjadi karena jarangnya kalian ketemu.
Tapi, buat yang lagi LDR, bukan berarti hubungan kalian bakal gagal kok. Jangan dulu nyerah ya…Nih, simak dulu tips-tips sukses LDR di bawah ini!

1. Jaga Hubungan Se-natural Mungkin


Kalian wajib banget komunikasi setiap hari, bahkan nggak cuma sekali. Ngobrol di telepon, misalnya. Nggak harus lama-lama kok, yang penting kualitasnya. Tanya kabar, cerita kejadian hari ini, atau diskusi soal kerjaan juga bisa. Bahkan, ketika kalian punya masalah atau bingung menentukan pilihan.

2. Atur Jadwal Supaya Punya Waktu Buat Pacaran

Kalian harus rutin dan suka rela mengorbankan waktu dan mengatur jadwal. Pastikan ada waktu luang buat pacaran. Misalnya kamu lagi sibuk banget, setidaknya bisa kirim SMS. Tapi, kalau kamu lagi punya banyak  free time dan pacarmu ternyata lagi sibuk, sebaiknya gunakan waktu untuk belajar, baca buku, atau olahraga. Pastikan waktumu nggak terbuang sia-sia buat sekedar nungguin telepon dari pacar.

3. Usaha Buat Rutin Ketemu

Gimanapun kondisinya, kalian  harus sama-sama usaha supaya bisa ketemu rutin. Jangan lupa pertimbangkan soal waktu dan biaya. Yang jelas, pacaran nggak cukup cuma SMS atau telepon aja, ketemu langsung itu wajib kalau ada kesempatan. Bioskop, restoran favorit, bangku taman, atau janjian liburan bareng bisa bikin hubungan kalian tetep harmonis.

4. Tak Melupakan Detail Tentang Pasangan


Okelah, kalian emang nggak pernah ketemu. Tapi soal hari ulang tahun, tanggal jadian sampai hobi dan makanan favorit pacar kamu harusnya tetep tau dong ya..

5. Saling Mendukung Meskipun Jauh

berikan dukunganmu
Ada saat-saat dimana kalian mungkin nggak bisa kompromi sama yang namanya jarak. Misalnya, ketika pacar kamu lagi sakit atau kena musibah. Sebisa mungkin kamu ada di deket dia dan jagain dia. Dalam kondisi seperti ini keberadaan kamu secara fisik bakal penting banget.

6. Cari Kegiatan Biar Nggak Bosen

Bohong banget kalau LDR nggak ada bosennya. Rasa bosen itu udah manusiawi banget kok. Yang penting, kalian bisa mengatasi hal ini dengan baik. Ngomong jujur ke pacar dan mula cari kegiatan yang bisa ngilangi bosen dan bad mood kamu ya!

7. Saling Percaya

saling percaya
Nah, ini dia kunci utama dalam hubungan jarak jauh, harus saling percaya! Curiga itu wajar karena nggak bisa lihat kegiatan pacarmu setiap hari secara langsung, begitu juga sebaliknya. Jangan bertingkah aneh yang bisa menimbulkan kecurigaan pasangan. Selain itu, jangan gampang cemburu atau punya pikiran jelek. Berpikir positif dan grow up, please..

8. Lakukan Kegiatan Bersama-sama

Pasti bakal cepet bosen kalau sekedar telepon setiap hari. Coba deh sekali-kali lakukan kegiatan bersama sambil teleponan, misalnya nonton acara TV yang sama atau maen game online bareng. Ajaib! kalian akan merasa dekat sekalipun sebenarnya berjauhan.

9. Cobalah Buat Berbagi

 

Misalnya kamu suka nulis, coba kasih liat hasil tulisanmu ke pacar dan minta pendapat dia. Kalau kamu suka foto, share hasil jepretanmu ke dia. Hal-hal simple seperti ini bikin pacarmu merasa terlibat dalam keseharianmu. Mungkin kalian bisa lupa kalau sebenarnya lagi LDR.

10. Kirim Kejutan Romantis


 

Coba deh sekali-kali kirim kejutan buat pacar. Misalnya, hadiah, bunga, surat cinta, atau puisi tanpa perlu momen khusus.

11. Tidur Bareng!

telepon pacar sebelum tidur

Eits, jangan mikir aneh-aneh dulu ya! Tidur bareng maksudnya kalian bisa ngobrol di telepon, chat, atau Skype sebelum tidur. Bayangkan kalau si pacar memang lagi ada di deket kamu dan jangan lupa ucapkan ‘met bobok’. Hehehe.

12. Apa Yang Kamu Punya?

pertahankan hubungan

Meskipun hubungan jarak jauh, tapi semuanya harus jelas. Kalian lagi pacaran, temen deket, atau mau tunangan sekalian? Jangan takut buat ngomongin masa depan. Tujuan ke depan juga harus jelas sehingga kalian berdua bisa sama-sama berjuang untuk mempertahankan hubungan dengan baik sekali pun harus LDR.

13. Saling Dukung Sama Pasangan

dukung pasanganmu

Sebagai individu, kalian pasti punya cita-cita di masa depan. Pengen lulus cum laude, promosi di tempat kerja atau kuliah di luar negeri? Kamu bisa mulai dukung cita-cita pasanganmu. Tanyakan apakah pacarmu selalu belajar sebelum ujian? Apa kerjaannya lancar? Atau dia sudah mulai browsing beasiswa.

14. Sekali Lagi, Jangan Takut Ngomongin Masa Depan


Hubungan jarak jauh nggak akan bertahan selamanya. Kalian harus mulai membuat poin-poin penting. Misalnya, siapa yang  rela pindah rumah dan resign dari kerjaan, kapan kalian bisa tinggal di daerah yang sama, bahkan siapa yang siap jauh dari keluarganya.

15. Kalahkan Ketakutanmu!

kalahkan ketakutanmu

Banyak orang nggak cukup punya nyali untuk menjalani hubungan jarak jauh, entah takut tergoda yang lain atau nggak betah sendirian. Nah, bagi yang sudah memutuskan buat LDR, semua ketakutan harus dihadapi. Kuncinya, komunikasi dan sering-sering diskusi sama pasagan.

16. Quality Time


Ketika kalian punya kesempatan bertemu, usahakan untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya. Lakukan sesuatu yang nggak bisa dilakukan saat kalian long distance. Pegang tangan atau pelukan bolehlah ya. Tapi, jangan sampai terlalu fokus pada hubungan fisik sampai kehilangan interaksi secara emosional.

17. Stay Positive!

berpikir positif

Buat yang LDR, wajib selalu berpikir positif! Mikir kalau-kalau pacar selingkuh cuma menghabiskan tenaga, waktu, bahkan bisa bikin kamu sakit. Alihkan fokusmu buat urusan sekolah, pekerjaan, atau hobi yang bisa bikin happy. Kalau kamu bahagia, kebahagiaan itu juga akan menular ke pacar kamu lho!

18. Manfaatkan Hubungan Jarak Jauh?


Siapa bilang hubungan jarak jauh nggak ada manfaatnya. Gunakan waktumu untuk lebih dekat dengan keluarga atau teman. Faktanya, mereka yang asyik pacaran bisa lupa sama keluarga, teman-teman, dan orang-orang disekitarnya.

19. Simpan Foto Pacar

simpan foto pacar
Mungkin terdengar oldskool, tapi menyimpan foto, surat cinta, atau puisi dari pacar bisa membuatmu merasa nyaman.

20. LDR Atau Pacaran Jarak Dekat, Sama Aja!

setiap hubungan pasti ada masalah
Bohong kalau orang lain yang pacaran ‘normal’ alias jarak deket nggak punya masalah. Tapi, LDR memang ibarat kerja ekstra. Kalian harus benar-benar berjuang menjaga komunikasi dan komitmen.

21. Usaha, Usaha, dan Usaha

usaha untuk cintamu
LDR itu nggak mudah, tapi gimana kamu dan pacarmu bisa struggle. Ketika mendapat masalah atau hambatan di tengah jalan dan ternyata bisa melewatinya, berarti kalian sudah berada di level hubungan yang lebih tinggi.

22. Jangan Dengerin Haters!

jangan dengerin haters
Hari gini LDR? Ya ampun nggak capek ya? Nggak takut pacarmu selingkuh?
Nggak usah bad mood kalau denger pertanyaan seperti itu dari orang-orang sekitar kalian. Yakinlah pada kekuatan cinta dan komitmen. Orang lain nggak bisa mengerti mungkin karena mereka nggak merasakan yang sedang kamu jalani sekarang.
Gimana nih, apa masih mau nyerah? Atau punya semangat baru buat kembali berjuang menjalani LDR? Semoga masih semangat ya! Yang pasti, semua akan lebih berharga setelah kalian perjuangkan dengan maksimal, apa lagi jika itu hubungan dengan orang yang kamu sayang.

kasus dengan KEK




ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.”D” G1P0A0 UMUR KEHAMILAN
13 MINGGU DENGAN FAKTOR RESIKO KEK
 ( KEKURANGAN ENERGI KRONIK ) DI RUANG
KIA/KB PUSKESMAS KEMALARAJA TAHUN 2014
Disusun untuk memenuhi tugas dinas di UPTD Puskesmas Kemalaraja
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar belakang
Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB). Salah satu golongan rawan gizi yang menjadi sasaran program adalah remaja, karena biasanya pada remaja sering terjadi masalah anemia, defisiensi besi dan kelebihan atau kekurangan berat badan. Tahun 2004, 37% balita (bawah lima tahun/bayi) kekurangan berat badan (28% kekurangan berat badan sedang dan 9% kekurangan berat badan akut) (sumber Susenas 2004). Pemerintah mempunyai program makanan tambahan sehingga perempuan dan anak-anak yang terdeteksi memiliki berat badan kurang akan diberi makanan tambahan dan saran ketika mereka datang ke puskesmas untuk memantau pertumbuhan.
Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA (Sumber Daya Alam).
Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %.
Dengan alasan itulah penulis memilih judul makalah “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “D” KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RESIKO KEK ( KEKURANGAN ENERGI KRONIS) DI RUANG KIA/KB PUSKESMAS KEMALARAJA TAHUN 2014  .”. Dan juga agar lebih mengetahui fenomena KEK itu sendiri juga dapat mencegah terjangkitnya gangguan gizi tersebut.
B.  Tujuan penulisan
Memberikan asuhan kebidanan dengan faktor resiko kek pada Ny. D di UPTD puskesmas kemalaraja.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
·         Menambah wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan faktor resiko kek (lila <23,5)
·         Memenuhi tugas yang diberikan guna memenuhi kurikulum dari Institusi
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan mahasiswi AKBID Al-ma’arif Baturaja mengenai asuhan kebidanan terutama pada ibu dengan KEK.
3. Bagi UPTD Puskesmas Kemalaraja
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK selanjutnya yang lebih baik di masa yang akan datang.







BAB II
PEMBAHASAN
A.   Defenisi
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
Kekurangan energi kronis disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup.

B.     KEK Pada Ibu Hamil
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan otak. Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin. Ibu yang berisikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status gizi baik.





Ø  Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
1.      Energi
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya. Kebutuhan energi  dihitung secara individu kemudian ditambah dengan tambahan energi untuk ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan.Penambahan energi :
·         TRIMESTER I        : 100 kalori
·  TRIMESTER II          : 300 kalori untuk pemekaran jaringan ibu (peningkatan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, penumpukan lemak)
·         TRIMESTER III : 300 kalori untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

2.      Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya. Protein hewani lebih besar di bandingkan protein nabati. Ibu hamil minimal mengkonsumsi 17gram protein/hari. Total kebutuhan protein tidak lebih dari 15% kebutuhan energi. Jenis protein dengan nilai tinggi antara lain : daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, susu, yogurt, dll.

3.       Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak dapat kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran. Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil adalah B6, C, A, D, E dan K.





4.      Kalsium
Kalsium Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang dan gigi. Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk persediaan si ibu.  Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dll .     

5.      Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari – hari. Fosfor berhubungan erat dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi gangguan. Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai kaki.

6.      Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30mg/hari. Berarti, ibu hamil membutuhkan tambahan 700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Zat besi Berasal dari makanan & suplementasi tablet Fe. Defisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu yang akan menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa O2 kepada janin dan sel ibu hamil.

Distribusi Fe antara lain :
·         300mg besi ditransfer ke janin
·         50-75mg untuk pembentukan plasenta
·         450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
·         200mg hilang ketika melahirkan




7.      Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kebutuhan           : 200mikrogram/hari   
Kekurangan         : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf. 
Sumber utama      : garam, makanan laut, air, sayur.
      
8.       Asam Folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber asam folat adalah hati, sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-kacangan, roti, gandum, sereal, dll.

9.      Zat Seng (zinc)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Sedangkan suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup banyak merupakan langkah antisipatif yang dapat dilakukan. Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen.

C.      Pengukuran Status Gizi
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu: Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.

D.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK
1.  Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi ini terdiri dari:
ü  Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, pembuatan dan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya.
Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan dan mempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi dengan diukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-masing klasifikasi.
ü  Status Perkawinan
Status Perkawinan ibu dibedakan menjadi: Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi.

2.      Faktor Biologis
Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :
a.       Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu, Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
b.       Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin yang dikandung.
c.       Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

3.                Faktor Pola Konsumsi
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui produksi pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Pola konsumsi ini juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu.

4.                     Faktor Perilaku
Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cafein. Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan system syaraf. Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, karena efek yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang negative daripada positifnya, salah satunya adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan maka akan menghambat penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin.                  



E. Upaya Penanggulangan Yang Dilakukan
  1. KIE mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana                  menanggulanginya.
  2. Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi Kalori dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia. Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.
  3. Konsumsi tablet Fe selama hamil.
Kebutuhan bumil terhadap energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua dimana terjadi proses hemodelusi yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan mempengaruhi konsentrasi hemoglobin darah.
Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet Fe, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.

F.       Pencegahan KEK
Makan makanan yang bervariasi, berimbang, bergizi dan cukup mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan. Hanya memberikan ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan, dapat mengurangi resiko terkena muntah dan mencret (muntaber) dan menyediakan cukup gizi berimbang. Jika ibu tidak bisa atau tidak mau memberikan ASI, sangat penting bagi bayi untuk mendapatkan susu formula untuk bayi yang dibuat dengan air bersih yang aman. Sejak 6 bulan, sebaiknya tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok makan variasi makanan termasuk yang mengandung protein. Remaja dan anak2 yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan makanan dan minuman yang cukup. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan.





















BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Pada Ny. “D” G I P0 A0  umur kehamilan 13 minggu dengan faktor resiko KEK
( kurang gizi kronis) di Ruang KIA/KB UPTD Puskesmas Kemalaraja tahun 2014

            Tanggal pengkajian : 26 juni 2014    jam : 09.45 wib     No.Rekam medic :
I.    Data subjektif
a.    Identitas
Istri                                                                         Suami
Nama                      : Ny. D                                    Nama               : Tn. R
Umur                      : 26 Tahun                               Umur               : 30 Tahun
Agama                    : Islam                                                 Agama             : Islam
Suku                       : Sumatra/indo                         Suku                : Sumatra/indo
Pendidikan             : Sarjana                                  Pendidikan      : Sarjana
Pekerjaan                : Guru                                      Pekerjaan         : Guru
Alamat                    : Airpaoh                                 Alamat                        : Airpaoh

b.    Keluhan Utama  / alasan kunjungan
Ibu datang ke puskesmas mengaku hamil 13 minggu dan ingin periksa kehamilan nya , mual(-), muntah(-), tubuh kurus.

c.    Riwayat obstetri
1.      Riwayat menstruasi
Menarch          : Umur 14  Tahun
Haid                : teratur
Siklus               : 28 hari
Dismenorrhe    : Tidak
Warna              : merah segar
Sifat darah       : cair/encer
Bau haid          : anyir
Lamanya          : 7 hari
Flour albous     : Ya
Kapan              : Sebelum Haid
Lama               : 2 hari
Warna              : putih 
Bau                  : anyir
2.    Riwayat kehamilan sekarang
HPHT                            : 26 - 2 – 2014
TTP                                :  3 - 12 – 2014
Gerakan Janin                : belum terasa
ANC                              : belum pernah
Status TT                       : T2

3.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu
Anak ke
Tahun lahir
Umur kehamilan
Penolong
Tempat bersalin
Jenis persalinan
Keadaan anak
penyulit
JK
BBL
PBL
K
P
N
Hamil sekarang
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
        
4.      Keadaan psikososial spiritual
ü  Ibu sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan anak yang pertama
ü  Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
ü  Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami







5.      Pola Kehidupan Sehari-hari
              Sebelum Hamil
               Sedang Hamil
·     Pola nutrisi
Makan 2-3 kali sehari, porsi sedang  dengan nasi, lauk pauk, sayur,  buah, Minum air putih ± 6-7 gelas/hari

Makan 2 kali sehari, porsi sedang dengan nasi, lauk pauk,sayur,buah, minum air putih + 7-8 gelas/hari dan susu 2 gelas/hari
·     Pola eliminasi
BAB tiap pagi, lancar
BAK ± 4 kali/hari

 BAB 2 hari sekali
BAK ± 6 kali/hari
  
Pola aktivitas
lbu bisa melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci, menyapu,  memasak)

lbu bisa melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci, menyapu,  memasak)
·     Pola istirahat/tidur
Tidur siang hari + 1 jam
Tidur malam hari + 8 jam
Kalau ada waktu luang digunakan untuk istirahat

Tidur siang hari + 2 jam
Tidur malam hari + 8 jam
Kalau ada waktu luang digunakan untuk istirahat
·     Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari dan ganti baju tiap habis mandi

Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari dan ganti baju tiap kali habis mandi

II. Data Obyektif
a.    Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum          : Baik
2. Kesadaran                  : composmentis
3. Keadaan vital sign
Suhu                          : 36oC
Nadi                          : 80 x/menit
pernapasan                : 24 x/menit
Tekanan darah          : 120/80 mmHg
  1. Berat badan                 : 40 kg
  2. Tinggi badan               : 152 cm
  3. Lingkar lengan            : 22,5 cm

b. pemeriksaan fisik
1. kepala               : rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
2. muka                : tidak ada oedema dan cloasmagravidarum
3. mata                 : conjungtiva merah muda, dan sklera putih
4. hidung              : tidak ada polip
5. telinga              : tidak ada kelainan
6. mulut/gigi         : tidak ada stomatitis dan caries
7. leher                 : tidak ada pembesaran kelenjar Tiroid
8. dada                 : simetris
9. payudara
Pembesaran     : normal
Benjolan          : tidak ada
10. abdomen
Pembesaran                 : sesuai usia kehamilan
Linea                           : -
Striae                           : -
11. ekstremitas                 : kaki aktif tidak ada kelainan

c. Pemeriksaan Kebidanan
1. Palpasi
Leopold I                       : tidak dilakukan
Leopold II                     : Tidak dilakukan
Leopold III                    : Tidak dilakukan
Leopold IV                    : Tidak dilakukan
Kontaksi/his                   : (-)
Kontraksi                       : (-)

2. Auskultasi                  
DJJ                             : tidak dilakukan
Kekuatan                    : tidak dilakukan
Lokasi                         : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan dalam
Portio                 : tidak dilakukan
Pembukaan        : tidak dilakukan
Pendataran         : tidak dilakukan
Presentasi           : tidak dilakukan
Penurunan          : tidak dilakukan
Ketuban             : tidak dilakukan
Penunjuk            : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
ü  Cek hemoglobin : 12,9 g%

III. ASSESMENT
  1. Diagnosa         : G I P0 A0  hamil 13 minggu dengan KEK lila 22,5 cm
  2. Masalah           : ibu termasuk kehamilan dengan KEK karena lila 22,5 cm
  3. Kebutuhan
ü  KIE tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi
ü  Pemberian terapi obat :Vitamin B6 dan tablet Fe
ü  Susu ibu hamil

IV. PLANNING
1.      Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seperti buah – buahan dan sayuran.
2.      Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilanya
3.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4.      Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada keluhan
5.      Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan yang terdiri dari :
a.       Perdarahan pervaginam
b.      Nyeri kepala yang hebat
c.       Nyeri abdomen yang hebat
d.      Adanya oedema pada wajah, tungkai, tangan dan seluruh tubuh
e.       Gerakan janin berkurang























BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.
Ibu Hamil yang menderita KEK sangat beresiko melahirkan BBLR dimana berat bayi kurang dari 2500 gram. Cara pencegahan KEK adalah dengan mengkonsumsi berbagai makanan bergizi seimbang dengan pola makan yang sehat.

B.     Saran
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan program penyuluhan tentang gizi seimbang dan bagi remaja lebih meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung sumser zat besi seperti sayuran hijau, protein hewani (susu, daging,telur) dan penambahan suplemen zat besi. Dan untuk para pembaca sebaiknya juga memperhatikan gizi dan pola makan sehari-hari.










DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Elza. 2009. Anakku Lahir Sehat dan Normal. Megabooks Publishing
·           Bardososno, Saptawati. 2006. Gizi Sehatn untuk Perempuan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
·           Boediman, Drajat.2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta: Sagung Seto
·           Khomsan, Ali.2002. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Bandung: Penerbitan Eleman
·           Khanzima. 2010. http://khanzima.wordpress.com/2010/04/11/kek-pada-ibu-hamil/.18 april 2010